Distracted love - distraksi cinta
Guys, kali ini saya ingin
share sedikit tentang apa yang saya sebut dengan distracted love ~
distraksi cinta.
Sudah sejak jaman baheula
alias kuno, kisah-kisah asmara terjalin antar manusia. Hingga jaman
milenial, cerita seputar cinta tidak pernah habis dibicarakan.
Bahkan, sebagian besar topik dalam dunia hiburan, seperti film,
sinetron, dan musik menceritakan tentang percintaan.
Coba saja lihat film
Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang sukses membuat penonton baper karena
cerita romantisnya. Ada banyak cewek yang berandai-andai menjadi
Cinta yang bisa berpasangan dengan sang pangeran seperti Rangga
di film itu, yang tampan dan keren, yang bisa membuat hati wanita
“klepek-klepek” kalau bersamanya. Bahagia pasti rasanya memiliki
pasangan seperti Rangga. Tidak sedikit juga cowok yang berharap dirinya
seperti Rangga, sehingga bisa mendapatkan pasangan yang cantik
seperti Cinta. Hubungan cinta yang indah, yang membahagiakan, yang
sempurna antara si cantik dan si tampan, adalah gambaran cinta yang
dibentuk (framing) oleh dunia sekitar kita. Tapi, apakah betul
itu cinta?
Seorang pria single yang
berkenalan dengan seorang wanita cantik di sekolah atau tempat
kerjanya; kebetulan dia juga ramah dan baik, secara normal dia akan
mempunyai perasaan nyaman dan ingin selalu berada di dekat teman
wanita itu. Dia merasa bahagia setiap kali berjumpa dan ngobrol
dengan teman wanita tersebut, maka dia akan mencari cara untuk
sebanyak mungkin bersamanya. Apakah perasaan yang dialami si pria
adalah cinta?
Seorang wanita single
bertemu dengan seorang pria dalam sebuah perkumpulan. Mereka saling
kenal dan mulai banyak ngobrol. Pria tersebut memang berwajah tampan
dan pintar sekali bercerita sehingga sang wanita pun betah
berlama-lama dengannya. Tak jarang sang wanita tersenyum dan tertawa
mendengar guyonan segar dari lawan bicaranya itu. Ia merasa hatinya
bahagia saat bersama dengan pria itu. Apakah perasaan yang dialami
sang wanita adalah cinta?
Kedua contoh sederhana di
atas, bahwa pria tertarik dengan wanita dan sebaliknya adalah hal
yang sangat wajar. Saya pun juga mengalaminya dengan teman wanita
yang kini sudah menjadi istri saya.
Perasaan bahagia yang
kita alami saat bersama dengan lawan jenis secara istimewa adalah
tanda bahwa kita mulai tertarik dengan dia. Pada kondisi ini, yang
kita rasakan bukanlah cinta, melainkan NAKSIR alias SUKA. Loh, kok
gitu? Aku sudah merasa nyaman banget sama dia sampai sekarang.
Bukankah artinya aku cinta sama dia ya?
Ini yang sering terjadi
di sekitar kita, bahwa perasaan SUKA diartikan sebagai CINTA. Padahal
perasaan suka, tidak sama dengan cinta. Aku suka kamu, tidak sama
dengan aku cinta kamu.
Lalu, apakah aku salah
kalau mempunyai perasaan seperti itu kepada seseorang? Jawabannya
jelas tidak.
Rasa suka adalah benih
atau modal awal yang hanya jika dipupuk dan dikembangkan ke arah yang
benar akan menjadi cinta yang sesungguhnya. Namun, jika kita tidak
berhati-hati, rasa suka justru bisa membuat pria/wanita terjebak
dalam kesenangan semu dan sementara. Rasa suka hanya berfokus pada
upaya-upaya untuk mendapatkan kesenangan diri sendiri sedangkan cinta
berfokus kepada kebaikan pasangannya. Menganggap rasa suka sebagai
cinta, sebenarnya mengurangi kedalaman makna sebuah cinta itu sendiri
(ter – distraksi).
Contoh : Aku suka kamu
karena kamu cantik/pintar. Aku mengajakmu nonton film di bioskop
supaya aku bisa jalan sama kamu di mall, dan itu membuatku senang.
Haduuh...mencerna
kata-kata tadi kok sulit ya? Lalu gimana caranya menemukan cinta
sejati kalau buat memahami cinta saja sulit?
Tenang.. nanti kita
pelajari bersama di artikel-artikel berikutnya.